![]() |
Foto : Tri Juni Raharjo |
Hari Selasa 30 September 2025 sekitar pukul 12.30 WIB Bpk. Tri Juni Raharjo menangkap seekor ular sanca kembang (Malayopython reticulatus) di sawah depan rumahnya. Di beberapa tempat menyebutnya ular Sanca Batik. Menurut penuturan Ibu Dwi Juliati yang menyaksikan, ular berukuran sedang tersebut sebenarnya berjumlah 2 ekor, namun yang tertangkap hanya satu.
Menurut beberapa sumber, ular ini memiliki corak atau pola jaring (retikulasi) yang sangat khas di sepanjang tubuhnya, yang menyerupai pola kain batik. Ini adalah ciri utama dari sanca kembang. Bentuk kepalanya terlihat besar dan jelas terpisah dari lehernya. Warna dasarnya bervariasi dari coklat muda, kuning, hingga kehitaman. Ular ini tidak berbisa, dan membunuh mangsanya dengan cara melilit. Meskipun yang di foto ukurannya masih tergolong kecil (kemungkinan masih anakan atau remaja), ular sanca kembang dikenal sebagai salah satu ular terpanjang di dunia dan bisa tumbuh sangat besar. Meskipun tidak berbisa, gigitan ular sanca seukuran ini tetap bisa menyakitkan dan menyebabkan luka. Perlu kehati-hatian dan pengalaman dalam menangani ular jenis ini.
Salah satu warga Ngentak, yakni Ibu Siti Fatonah, memberikan komentar. "Usahakan lingkungan bersih dari tumpukan genteng, rumput, sampah dan lain-lain yang berpotensi buat persembunyian". Betul kan ? Yuk jaga kebersihan lingkungan kita masing-masing.