Malam menjelang hari kemerdekaan menjadi malam yang sarat makna. Betapa tidak, hampir semua instansi dan elemen masyarakat mengadakan malam renungan atau lebih dikenal dengan malam tirakatan. Malam tirakatan merupakan salah satu tradisi dalam masyarakat Jawa yang erat kaitannya dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus malam. Umumnya, tradisi ini dilaksanakan dengan melantunkan doa dan melakukan refleksi atas perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Tradisi tirakatan sudah dilakukan secara turun temurun di Jawa. Karena merupakan tradisi turun temurun, tentunya tirakatan ini memiliki makna tersendiri dalam masyarakat Jawa.
|
Foto : Heru Sudjanto |
Dalam tradisi masyarakat Jawa, pelaksanaan tirakatan memiliki makna yang mendalam. Tirakatan mengandung nilai-nilai yang tersurat dan tersirat dalam pelaksanaannya. Makna tersurat dari tradisi tirakatan yaitu memperingati kemerdekaan Indonesia sebagai buah dari perjuangan para pahlawan. Adapun makna tersiratnya yaitu sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat yang diberi, nikmat sehat, rezeki, dan masih diberi umur untuk memperingati memperingati harikemerdekaan negaranya.
Tak terkecuali bagi warga Ngentak, RT 04 Dagen, Pendowoharjo Sewon Bantul. Hari Jumat, 16 Agustus 2024 pukul 20.00 WIB bertempat di pertigaan jalan depan rumah Bpk. Supi Hartono juga menyelenggarakan malam tirakatan sebagai puncak acara peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia.
Berbagai acara disuguhkan dalam kegiatan setahun sekali ini, diantaranya :
- Pembacaan Sambutan Bupati Bantul
- Dzikir pinuwunan
- Pembacaan Doa
- Tari Anak
- Tari Remaja
- Koor ibu-ibu PKK
- Pengumuman dan penyerahan hadian lomba
- Pembagian Doorprize
- Nyanyi
- Pemutaran Film Dokumenter
- Dan lain-lain
Warga Ngentak tampak bersemangat mengikuti jalannya acara dari awal hingga akhir. Mereka seolah tidak menghiraukan udara malam yang begitu dingin menusuk tulang. Merdeka !!!